Pendahuluan
Surat Galatia, ditulis oleh Rasul Paulus, adalah sebuah respons terhadap masalah yang muncul di gereja Galatia, dimana para pengikut Yesus mulai terpengaruh oleh ajaran-ajaran yang menyesatkan. Paulus menulis surat ini untuk menegaskan kembali inti dari Injil dan mendesak orang Galatia untuk hidup dalam kebebasan yang diberikan Kristus, bukan dalam kekangan hukum Taurat. Surat ini juga menyentuh tentang kedatangan Yesus dan apa artinya bagi percaya.
Bagian I: Paulus Membela Injil
Pertahanan Paulus terhadap Injil (Galatia 1-2)
Paulus membela otoritas dan sumber Injil yang ia beritakan, yang langsung diterimanya dari Yesus Kristus, dan bukan dari manusia.
“Sebab aku bersaksi kepada kamu, saudara-saudara, bahwa Injil yang diberitakan oleh aku ini bukanlah Injil menurut manusia.” (Galatia 1:11)
Konflik di Antiochia (Galatia 2)
Paulus menggambarkan konflik dengan Petrus di Antiochia sebagai contoh dari perjuangan antara Injil kebebasan dan tekanan untuk kembali ke hukum Taurat.
Bagian II: Hidup dalam Kebebasan Kristus
Dibebaskan oleh Iman (Galatia 3-4)
Paulus menekankan bahwa keadilan dan hubungan dengan Tuhan tidak didapatkan melalui hukum Taurat, tetapi melalui iman kepada Yesus Kristus.
“Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” Galatia 2:19-20 TB
“Tetapi sebelum datangnya iman, kita dijaga di bawah hukum Taurat, terkurung untuk iman yang akan dinyatakan kelak Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman..” (Galatia 3:23-24)
Yesus lahir pada waktu yang tepat.
“Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat.” Galatia 4:4
Roh Allah menyatu kita kepada Allah
“Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: ”ya Abba, ya Bapa!”” Galatia 4:6
Kita diselamatkan hanya oleh iman, bukan oleh perbuatan. Manusia boleh datang kepada atau menghampiri atas kuasa Yesus.
“Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih.” Galatia 5:6
Hidup oleh Roh (Galatia 5-6)
Paulus mengajak percaya untuk hidup dalam Roh, bukan menurut daging, dan menghasilkan buah Roh seperti kasih, sukacita, damai sejahtera, dan lainnya.
“Tetapi buah Roh ialah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan” (Galatia 5:22)
Bagian III: Korelasi dengan Kedatangan Yesus
Kristus Menghapus Kutuk Hukum (Galatia 3)
Paulus menjelaskan bahwa Yesus telah menebus kita dari kutuk hukum dengan menjadi kutuk bagi kita. Ini menunjukkan pemenuhan dan penggenapan nubuat Mesias dalam Perjanjian Lama.
“Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum dengan menjadi kutuk karena kita; sebab ada tertulis: Terkutuklah setiap orang yang digantung pada kayu.” (Galatia 3:13)
Harapan Kedatangan Kembali Kristus
Meskipun tidak secara langsung menjelaskan tentang kedatangan Yesus, pesan Paulus tentang hidup dalam Roh dan menantikan harapan kebenaran mencerminkan antisipasi dan persiapan untuk kedatangan kembali Kristus.
Kesimpulan
Surat Galatia merupakan seruan keras dari Paulus untuk kembali kepada inti Injil yang sejati dan hidup dalam kebebasan yang Kristus berikan. Melalui penegasannya atas kebenaran Injil, Paulus mengajak kita semua untuk menantikan dengan penuh pengharapan akan kedatangan kembali Kristus, sambil hidup dalam kebenaran dan kekudusan yang dihasilkan oleh Roh. Surat ini terus mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kemurnian Injil dan hidup sesuai dengan panggilan kita sebagai anak-anak Allah.