Tujuan dari pangarang dokter umum dalam artikel ini berdasar Filipi 3: 10-11
Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati
Orang Kristen perlu memahami apa yang dialami Yesus untuk Membayar lunas keselamatan kita. kematian Yesus sangat penting bagi Kebenaran Injil, penulis Injil hanya memberikan sedikit penjelasan tentang penyaliban. Pemirsa dari penulis Injil (Pria yang diilhamkan oleh Roh Allah) sangat menggerti dengan penyaliban, tetapi hanya sedikit yang kita tahu.
I. HARI RAYA PASKAH:
Yohanes 13:21
A. Sejarah– Paskah adalah kebebasan dari Perbudakan di Mesir- Keluaran 12: 1-14
Orang-orang Yahudi diperintahkan untuk mengamati dan merayakan Paskah setiap tahun – Ul. 16: 1-8
Seekor anak domba dikorbankan, darah dioleskan (dibubuhkan) pada tiang pintu dan
Malaikat maut melewati rumah
B. Pentingnya– Yohanes Pembaptis menyebut Yesus “Anak Domba Allah”, demikian Domba Paskah kita
- Sejarah– Pesta Roti Tidak Beragi = Hidup tanpa Dosa
- Pentingnya– Yesus adalah satu-satunya manusia tanpa dosa dan menyebut diri-Nya “Roti Hidup” Inilah yang kita peringati sebagai “Perjamuan Terakhir”.
C. Status Fisik– Yesus cemas, “bergumul dalam roh,” Dia sepenuhnya tahu apa yg akan terjadi dan apa akan dialami dalam 24 jam ke depan, sehingga akan memiliki denyut jantung yang meningkat, juga meningkatnya kesadaran dan urgensi (mendadak).
Yohanes 13-17 penuh dengan kata-kata Yesus untuk murid-murid-Nya dan doa-Nya untuk mereka dan kita.
II. KONDISI FISIK YESUS:
-Usianya 33 tahun
-Dietnya, pola makan ikut Kosher Orthodox dari Yahudi diet yang sangat sehat.
– Berjalan kaki adalah sarana “transportasi” utama. Orang pada waktu terbiasa jalan kaki ke mana-mana.
-Dia akan berada dalam kondisi fisik paling fit pada waktu itu
III. PENDERITAAN DI TAMAN GETSEMANI (Pabrik Anggur)
Matius 26: 36-39
Lukas 22: 41-44 (Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yg menetes ke tanah)
Pentingnya – Haematidrosis: Pelebaran kapiler kulit pada saat tekanan ekstrem di mana darah mengalir ke kelenjar keringat yang berdekatan.
Kulit menjadi rapuh, lembut dan sensitif.
Kebanyakan orang akan pingsan sebelum mencapai tahap ini.
Ini bukan Stigmatisme, sebuah fenomena yang tidak dapat dijelaskan secara medis.
IV. PEMUKULAN DI TANGAN penjaga Bait Allah:
Matius 26: 67-68
Lukas 22: 63-65
A. Alasannya– Yesus sedang diadili karena penistaan agama, dihukum dengan kematian – Imamat 24: 15-16
Para penculiknya tidak akan menunjukkan belas kasihan.
B. Waktunya – Matius 27:1-2, pada malam hari sebelum dibawa ke Pilatus.
V. SESAH (Cambukan) DARI ROMA:
Matius 27: 26-30
Yohanes 19: 1-5
A. Alasannya:
i) Hukuman pendahuluan standar untuk korban penyaliban. Yang dikecualikan adalah: wanita, Senator Romawi, dan prajurit Romawi dihukum karena kejahatan selain desersi (melarikan diri).
ii) Pilatus berusaha memuaskan orang banyak dengan menghukum cambak atau mendera Yesus dan ingin membebaskan-Nya setelah dirasa cukup.
B. Jenisnya:
i) Sesah Yahudi- “Empat puluh cambukan kurang satu”. Tiga belas cambukan dengan tongkat atau cambuk pada masing-masing bahu dan pinggang total 39 cambukan.
Ada kepercayaan bahwa 40 cambukan akan membunuh seorang manusia, atau hukuman yang berlebihan, oleh karena itu orang yang memberikan hukuman akan melakukannya berdosa dengan memberikan hukuman yang berlebihan. Ini bukan pencambukan yang dialami Yesus.
ii) Sesah (Cambuk) Romawi – dilakukan oleh dua liktor atau pegawai di kerajaan Romawi dengan flagrum yaitu cambuk dengan gagang kayu pendek yg diberi beberapa tali kulit, yag di ujungnya ada bola-bola yang dilengkapi dengan potongan-potongan timah atau tulang-tulang domba yang dirundcingkan, yang akan merobek kulit.
1 Petrus 2:24. Ada catatan sejarah dari kulit yang dikuliti hingga ke danter masuk lapisan otot, tulang terbuka, sehingga menyebabkan kerusakan jaringan yang luas, internal perdarahan di dada dan rongga perut.
C. Metode: Korban ditelanjangi, tanga diikat dan kadang-kadang kaki diikat ke tiang laludicambuk oleh dua Romawi (liktor). Tidak ada bagian tubuh yang terhindar dari hukuman.
Korban biasanya tidak sadar ketika hukuman itu selesai. Yesus mengalami penyiksaan yang hebat dengan jubah dan mahkota duri.
Ingatlah bahwa kulit-Nya sudah menjadi sensitif dan rapuh dari hematidrosis yang sudah dialami. Mahkota duri akan menyebabkan luka tusukan dan laserasi pada kulit kepala.
Jubah itu akan bertindak sebagai perban dan meningkatkan pembekuan.
Ketika dilepaskan secara paksa, pendarahan baru akan terjadi.
Para prajurit terus memukul, melecehkan dan mengejek Dia.
D. Buktinya: Kain Kafan dari Turin. 14 ft. 3 in. Panjang oleh 3 ft. 7 in. Kain linen lebar dengan bagian depan dan gambar belakang seorang pria yang disiksa dan disalibkan.
Kain Kafan Turin ini sangat rinci, secara anatomis, akurat secara fisiologis dan forensik. Luka padawajah yang terlihat di Kain Kafan dari Turin: (Pembengkakan yang menunjukkan kerusakan jaringan dan kemungkinan sebagai akibat dari keretakan tulang)
i) Pembengkakan di atas kedua alis
ii) Robek kelopak mata kanan
iii) Fraktur hidung
iv) Beberapa laserasi wajah dan kulit kepala
v) Pembengkakan pipi kiri
vi) Pembengkakan dagu kiri
VI. KEADAAN FISIK:
Lukas 23:26
i) Yesus tidak makan dan minum selama kurang lebih 13 jam
ii) Yesus tidak tidur kurang lebih 29 jam atau sehari lebih belum tidur.
iii) Yesus telah berjalan sekitar 2,5 mil (4 KM) sejak dia meninggalkan Getsemani
iv) Pilatus mengatakan”Eche Homo” (bahasa Latin) atau “Lihatlah Orang ini” untuk menghina dan membangkitkan belas kasih kerumunan orang.
v) Prajurit yang bertugas untuk menyalibkan Yesus kuatir bahwa Yesus akan mati sebelum disalibkan dan oleh karena itu memerintahkan Simon dari Kirene untuk memanggul salib Yesus.
vi) Status medis Yesus akan menjadi kritis yang membutuhkan resusitasi cairan IV, darah transfusi, terapi antibiotik dan intervensi bedah
VII. PENYALIBAN:
Matius 27: 33-37
Yohanes 19: 16-20
A. Sejarah: Ada banyak bentuk penyaliban:
- Pertama kali dipraktikkan oleh orang Fenisia (zaman modern Persia-Iran, Irak) sebagai bentuk kematian jadi kaki korban tidak akan menyentuh tanah suci dan dengan demikian mereka akan menjadi terkutuk selamanya.
- Penyaliban digunakan pada masa pemerintahan Alexander Agung
- Penyaliban disempurnakan oleh pemerintah Romawi menjadi lebihkejam dengankematian yang berlahan-lahan.
- Pada pemerintahan Romawi, penyaliban ditujukan untuk para budak, orang asing, pemberontak, penjahat, dan prajurit yang membangkang. Warga negara Romawi biasanya dibebaskan dari hukum ini
B. Jenis Salib:
i) Banyak jenis dari pohon, tiang sederhana, berbentuk T, hingga salib Latin
ii) Yesus bukan dari posisi yang tinggi dan orang-orang Romawi benar-benar tidak melihatnya sebagai ancaman besar.
Bukti arkeologis dan historis menunjukkan bahwa Crux Humulis, atau low Tau, Jenis T salib digunakan di Israel pada zaman Yesus
iii) Balok vertikal – Stipes Crucis, ditaruh di tanah, tingginya sekitar 6 feet, dengan berat 225-275 pon.
iv) Balok silang – Patibulum, dibawa oleh korban ke lokasi penyaliban, sekitar 4-5 ft panjangnya, beratnya 75-125 lbs.
v) Rakitan silang – Crux Humulis, tipe T, silang rendah, dirakit dengan mortise dan duri bersama, total beratnya 300 – 400 lbs. Atau 136 hingga 181 KG.
vi) Cross-Crux Sublimus yang lebih tinggi, berukuran 8-12 kaki, digunakan untuk menampilkan narapidana stasiun.
C. Penemuan:
i) Penemuan arkeologis – Kerangka Yahudi yang disalibkan bernama Yohanan ditemukan dengan bukti tanda paku pada tulang lengan distal dan paku melalui kalkaneus atau tumit tulang yang menyambung kedua tulang tumit bersama.
ii) Ahli bedah Prancis, Pierre Barbet, MD, melakukan percobaan pada mayat dan diamputasi anggota badan. Dia menemukan bahwa paku ditempatkan melalui telapak tangan, seperti yang digambarkan secara klasik, akan merobek melalui jaringan tangan dan tidak mendukung tubuh.
Dia menemukan sebuah ruang anatomi di pergelangan tangan, Space of Destot (Ruang Destot), yang memungkinkan paku untuk lewat langsung tanpa halangan melalui pergelangan tangan, yg akan meninggalkan bekas pada jari-jari, dan mampu mendukung berat tubuhnya.
D. Metode:
i) Sesuai hukum, korban dipaksa untuk membawa Patibulum (balok salib) ke lokasi penyaliban.
ii) Sesuai hukumnya si korban ditawari anggur dicampur dengan mur (Gall).
Minuman pahit ini berfungsi sebagai analgesik ringan (penghilang rasa sakit). Mengetahui hal itu,Yesus menolak untuk meminumnya.
iii) Patibulum diletakkan di tanah.
iv) Korban dipaksa jatuh ke tanah dengan tangan diletakkan di Patibulum. Tindakan ini akan membuka kembali luka dari momok (sesah), menginfeksi lukanya dengan kotoran.
v) Korban dipaku ke Patibulum melalui pergelangan tangan dengan paku atau paku tenda. Paku Roma sebesar kira-kira 3/8 in atau diameter 1 cm di bagian atas dan 5-7 in atau 13-18 panjangnya cm.
vi) Algojo kemudian mengambil Patibulum dengan korban terpaku diatasnya padanya dan posisikan di atas Stipes oleh tanggam dan duri bersama.
vii) Kaki-kaki korban ditekuk di lutut, dan kaki dipakukan ke Stipes.
viii) Akhirnya, Titulus, atau plakat yang menyatakan kejahatan dipakukan ke Stipe atas.
E. Anatomi dan Fisiologi:
i) Paku yang melewati Space of (Ruang) Destot akan menghancurkan saraf median. Jenis inicedera akan menyebabkan hilangnya fungsi sensorik dan motorik dalam distribusi saraf median.
Fungsi motorik meliputi hilangnya abduksi ibu jari dan kehilangan ekstensi jari cincin dan jari kecil.
Ini membentuk tangan cakar atau “tanda kepausan” yang digunakan oleh Paus.
Sensasi melibatkan ibu jari, jari indeks, jari tengah yg panjang dan sebagian jari cincin.
Penghancuran saraf median akan menyebabkan nyeri besar, terasa naik ke atas kedua lengannya.
Tidak ada struktur vaskular utama di daerah ini; oleh karena itu, perdarahan akan minimal.
Bagian luar lapisan tulang yang disebut periosteum, memiliki banyak serabut saraf, inilah sebabnya patah tulang terluka, sehingga kerusakan pada struktur ini oleh paku juga akan menyebabkan rasa sakit yang luar biasa.
ii) Situasi serupa ditemukan dengan paku di dalam kakinya. Paku akan melewati antarat ulang metatarsal tanpa memecahnya atau melukai struktur vaskular utama apa pun;
Namun, saraf plantar medial akan dihancurkan mengirim rasa nyeri yg sangat besar, di seluruh kedua kaki.
iii) Hermann Moedder, MD, ahli radiologi Jerman, melakukan percobaan fisiologis pada sukarelawan.
Dia mengikat atau menangguhkan mereka dalam posisi penyaliban.
Dia menemukan bahwa mekanisme pernapasan normal dibalik dalam penyaliban.
Biasanya inhalasi adalah proses aktif yang melibatkan kontraksi diafgram dan pernafasan pasif karena rekoil elastis tulang rusuk.
Dalam penyaliban, inhalasi bersifat pasif ke posisi ditangguhkan oleh lengan, dan pernafasan aktif di mana korban harus memaksa udara keluar dari paru-paru.
Dia menemukan bahwa tubuh yang disalib akan mengambil dua posisi. Posisi pertama atau “naik” terdiri dari seluruh berat badan ditempatkan di paku yg ada di dalam kakinya.
Dalam posisi ini korban bisa bernafas lega melalui mekanisme terbalik, dan berbicara.
Dengan waktu stres pada kakinya, nyeri yang naik dalam kakinya rasa sakit dari tekanan yang ditempatkan pada kaki akan menyebabkan kejang otot, meningkat rasa sakit, kelelahan otot dan akhirnya kelumpuhan otot.
Korban akan merosot ke dalam Posisi “turun” untuk meringankan penyiksaan kaki. Posisi “turun” menempatkan posisi penuh berat di lengan. Ini akan menyebabkan rasa sakit yang sangat besar di kedua lengan, mungkin dislokasi bahu dan siku dan perluasan sangkar toraks dan rongga.
Dalam posisi “turun” korban tidak akan bisa bernapas, berbicara danakan kehilangan kesadaran dalam waktu sekitar 12-20 menit yang mengarah ke sesak napasdan kematian.
Dengan demikian, asfiksia adalah penyebab kematian pada saat penyaliban.
iv) Dengan demikian kita melihat gerakan konstan antara posisi “naik” dan “turun” setiap 10-15 menit berjuang untuk bernapas, mencoba meringankan rasa sakit yang menyiksa di lengan dan kaki, dan akhirnya menjadi lelah.
v) Kondisi medis lain yang mungkin disebabkan oleh Penyaliban meliputi: dehidrasi, pajanan, syok, edema paru, gagal jantung kongestif dan akumulasi cairan perikardial. Yesus mengalami semua ini dari jam 9 pagi sampai jam 3 sore, totalnya selama enam jam.
Mazmur 22
Kata Latin untuk “keluar dari salib” adalah EXCRUCIATUS. Di sinilah kita mendapatkan kata-kata kita yang menyiksa.
VIII. KEMATIAN:
Lukas 23: 44-46
Yohanes 19: 30-34
A. Bukti: “Tutup kepalanya”, ini menyiratkan posisi “turun” dan sesak napas, asfiksia.
ii) Darah mengalir, mayat tidak berdarah, tidak ada aksi jantung yang memompa.
iii) Tentara Romawi adalah pembunuh terlatih dan algojo ahli. Penempatan tombak di dalam rongga dada akan menyebabkan jantung tertusuk.
iv) sumber yang mungkin untuk “darah dan air”
a) Cairan perikardial
b) Efusi pleura atau edema paru
c) Perdarahan dada internal- darah terpisah menjadi komponen seluler dan serum post-mortem.
B. Penyebab Kematian: Poin terpenting dari pelajaran.
ii) Yesus “berseru dengan suara nyaring”, – sesuatu sangat susah sampai tidak mungkin bagi korban penyaliban. Dengan demikian Ia tidak mati seperti biasa, kehabisan nafas kematian penyaliban.
iii) Yesus Kristus “meninggalkan roh-Nya” yaitu Dia menghendaki kematian-Nya. Berarti Yesus tetap berkuasa dalam semua peristiwa penyaliban.
iv) Kita harus ingat bahwa Yesus adalah Allah yang unik dan manusia dalam sifat ganda yang unik. Yesus itu serratus persen Allah dan serratus persen manusia
Manusia tidak dapat membunuh Tuhan, oleh karena itu Yesus harus menghendaki kematiannya sendiri.
Ini adalah pengorbanan kematian untukmu dan aku.
Pada Hari yang Ketiga, Yesus dibangkitkan untuk membuktikan bahwa dia Berkuasa atas Maut dan Kuasa Gelap. Sampai hari ini pun orang bisa boleh masuk kubur yg kosong di Yerusalem dan melihat tempat pengurbanan Yesus.