Nabi Yusuf, yang dahulu sudah dijadikan budak dan dipenjarakan, sekarang menjadi gubernur Mesir! Semuanya terjadi sesuai dengan apa yang dikatakan Nabi Yusuf.
Selama tujuh tahun, tanah menghasilkan panen yang berlimpah-limpah. Sebagai gubernur, Nabi Yusuf mengurus semua hasil panen itu. Gandum hasil panen itu dikumpulkan oleh Nabi Yusuf, lalu disimpannya di kota-kota. Gandum itu bertimbuntimbun.
Yang dikumpulkannya itu begitu banyak seperti pasir di tepi laut. Tetapi setelah 7 tahun masa kemakmuran, 7 tahun masa kelaparan datang. Ketika rakyat Mesir mulai menderita kelaparan, mereka minta makanan kepada sang raja. Lalu raja Mesir menyuruh mereka datang kepada Nabi Yusuf dan menaati semua yang diperintahkan oleh Nabi Yusuf.
Nabi Yusuf membuka lumbung dan menjual gandum yang telah disimpannya selama tujuh tahun masa kemakmuran itu. Ada kelaparan di Mesir, ada pula kelaparan di Kanaan, di mana Nabi Yakub dan anak-anaknya masih tinggal.
Nabi Yakub memanggil anak-anaknya, katanya, “Telah Ayah dengar ada gandum di Mesir. Pergilah ke sana, belilah gandum supaya kita tidak mati kelaparan.” Kesepuluh kakak Nabi Yusuf pergi ke Mesir. Tetapi adiknya, Benyamin, tidak diizinkan pergi karena Nabi Yakub takut kalau-kalau terjadi kecelakaan terhadap anaknya itu.
Ketika kakak-kakak Nabi Yusuf tiba di Mesir dan minta izin untuk membeli gandum, mereka disuruh menghadap Nabi Yusuf. Nabi Yusuf mengenali mereka, tetapi mereka tidak tahu bahwa gubernur Mesir itu adalah adik mereka sendiri. Nabi Yusuf pura-pura tidak mengenal mereka.
Dengan kasar ia bertanya, “Kalian berasal dari mana?” Jawab mereka, “Kami berasal dari Kanaan; kami datang untuk membeli makanan.”
Kata Nabi Yusuf, “Kalian ini mata-mata! Kalian datang untuk menyelidiki di mana kelemahan negeri kami!”
“Tidak, tuanku,” jawab mereka. “Kami datang hanya untuk membeli gandum. Kami ini bersaudara, tuanku. Kami anak dari satu ayah di negeri Kanaan. Seorang dari kami telah meninggal; yang bungsu sekarang ada bersama ayah kami.”
Jawab Nabi Yusuf, “Pasti benar kataku. Kalian ini mata-mata. Tetapi aku mau menguji kamu. Sebagai bukti bahwa kamu bukan mata-mata, adikmu yang bungsu itu harus dibawa ke Mesir. Seorang dari kalian akan ditahan dalam penjara, yang lainnya boleh pulang membawa gandum yang kalian beli untuk keluarga kalian.” Simeon dipilih untuk dipenjarakan, yang lainnya pulang membawa gandum untuk keluarga mereka di Kanaan.
Waktu sampai di Kanaan, mereka menceritakan kepada ayah mereka segala sesuatu yang telah mereka alami. Kemudian ketika mereka mengosongkan karung-karung mereka, mereka menemukan uangnya dikembalikan!
Mereka sangat ketakutan. Apakah mereka dapat kembali ke Mesir dan membeli lagi makanan tanpa dituduh sebagai pencuri?
Ketika keluarga Nabi Yakub sudah tidak mempunyai gandum lagi, anak-anaknya harus kembali lagi ke Mesir untuk membeli makanan lagi. Mereka membawa Benyamin walaupun sulit bagi Nabi Yakub untuk merelakan Benyamin pergi.
Kata Nabi Yakub, “Yusuf sudah tidak ada lagi, Simeon sudah tidak ada lagi. Sekarang kalian akan membawa pergi Benyamin juga, bukan main penderitaan Ayah!” Mereka juga membawa hadiah-hadiah untuk gubernur Mesir itu dan uang dua kali lipat untuk membeli gandum lagi dan untuk membayar gandum yang sebelumnya mereka beli.
Setelah sampai disana, mereka menghadap Nabi Yusuf. Ketika Nabi Yusuf melihat Benyamin dan kakak-kakaknya, ia menyuruh membawa mereka ke rumahnya untuk makan bersama-sama. Mereka lebih takut lagi ketika mereka melihat bahwa mereka dibawa ke rumah gubernur.
Di pintu rumah Nabi Yusuf, mereka menghentikan seorang pelayan dan menjelaskan tentang uang yang ditemukan di dalam kantung-kantung di Kanaan. Mereka menawarkan uang untuk membayar hutangnya. Pelayan itu berkata, “Jangan takut, jangan khawatir, saya telah menerima bayaran untuk gandum itu.”
Kemudian Simeon dibawa kepada mereka. Mereka masuk ke dalam rumah Nabi Yusuf dan memberikan hadiah-hadiah itu kepada Nabi Yusuf sambil sujud kepadanya.
Nabi Yusuf bertanya, “Bagaimana keadaan ayah kalian? Apakah masih sehat?” Jawab mereka, “Syukurlah, ayah kami baik keadaannya.” Nabi Yusuf melihat Benyamin dan berkata, “Inikah adikmu? Semoga Allah memberkatimu, anakku.”
Kemudian Nabi Yusuf pergi dari ruang pertemuan itu karena terharu. Ia mau menangis dan tidak mau terlihat oleh mereka. Ia menyuruh pelayannya menghidangkan makanan untuk saudara-saudaranya itu, lalu makan dan minumlah mereka bersama-sama dengan Nabi Yusuf sampai kenyang. Tetapi mereka belum tahu bahwa gubernur Mesir itu adalah saudaranya, yaitu Nabi Yusuf.