Pendahuluan
Kitab Pengkhotbah adalah salah satu kitab paling unik dalam Alkitab, yang menawarkan pemikiran mendalam tentang makna dan tujuan kehidupan. Ini adalah narasi eksistensial yang mengeksplorasi kebahagiaan, penderitaan, dan semua yang ada di antaranya. Di dalam blog ini, kita akan menyelami kisah-kisah dan ajaran di kitab ini, sambil mencari tahu bagaimana korelasinya dengan kedatangan Yesus.
Bagian I: Mengenal Kitab Pengkhotbah
Siapakah Pengkhotbah?
Kitab ini biasanya diatributkan kepada Raja Salomo, putra Daud, yang dikenal sebagai raja paling bijak dalam sejarah Israel. “Kata-kata Pengkhotbah, anak Daud, raja di Yerusalem” (Pengkhotbah 1:1).
Tema Sentral: Semua Adalah Kesia-siaan
Tema yang sangat menonjol adalah kesia-siaan segala sesuatu di bawah matahari. Pengkhotbah berulang kali menegaskan bahwa banyak hal yang dikejar manusia, termasuk kekayaan, kebijaksanaan, dan kebahagiaan, akhirnya tidak memuaskan. “Kata Pengkhotbah: Kesia-siaan, kesia-siaan, semuanya kesia-siaan” (Pengkhotbah 1:2).
Bagian II: Fokus Penting dari Kitab Pengkhotbah
Siklus Kehidupan dan Alam Semesta
Pengkhotbah 3:1-8 adalah salah satu bagian yang paling terkenal, menggambarkan siklus kehidupan dan alam semesta. “Ada masa untuk lahir, dan ada masa untuk mati; ada masa untuk menanam, dan ada masa untuk mencabut apa yang ditanam” (Pengkhotbah 3:2).
Kebijaksanaan dan Kekonyolan
Pengkhotbah menekankan bahwa kebijaksanaan lebih baik daripada kekonyolan, tetapi akhirnya, keduanya sama-sama menghadapi kematian. “Maka aku melihat bahwa ada keuntungan dari kebijaksanaan daripada dari kekonyolan, seperti keuntungan dari cahaya daripada dari kegelapan” (Pengkhotbah 2:13).
Kekuasaan dan Keadilan
Pengkhotbah juga menyentuh topik kekuasaan dan keadilan, menegaskan bahwa kedua-duanya sering kali disalahgunakan, dan bahwa keadilan sejati hanya bisa ditemukan di hadirat Tuhan. “Di bumi ini sesungguhnya terjadi, bahwa ada orang benar, yang mendapat pembalasan, seolah-olah ia berbuat perbuatan orang fasik, dan ada orang fasik, yang mendapat pembalasan, seolah-olah ia berbuat perbuatan orang benar. Aku berkata: Itupun kesia-siaan” (Pengkhotbah 8:14).
Bagian III: Korelasi dengan Kedatangan Yesus
Kesia-siaan dan Penebusan
Ketika kita membaca tentang “kesia-siaan” di bawah matahari, kita bisa melihat bagaimana kebutuhan akan penebusan menjadi jelas. Yesus datang untuk memberikan makna dan tujuan ke kehidupan kita yang sering kali terasa sia-sia. “Datanglah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Matius 11:28).
Keadilan yang Sejati
Pengkhotbah membahas banyak tentang ketidakadilan di dunia ini. Yesus datang untuk menegakkan keadilan yang sejati dan untuk menyelesaikan masalah dosa yang mencemari keadilan di dunia.
Pemulihan dan Kebahagiaan Sejati
Pengkhotbah mencari kebahagiaan dalam banyak cara tetapi tidak menemukan apa yang ia cari. Yesus menawarkan kebahagiaan dan kedamaian yang melebihi apa yang bisa ditemukan di dunia ini. “Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan damai sejahtera-Ku Kutinggalkan bagimu” (Yohanes 14:27).
Kesimpulan
Kitab Pengkhotbah menawarkan banyak wawasan yang mendalam tentang kehidupan dan eksistensi manusia. Meski seringkali mengecewakan dan penuh dengan kesia-siaan, ceritanya juga mengarah pada kebutuhan akan penebusan dan keadilan—dua tema yang nantinya akan dipenuhi dengan kedatangan Yesus. Dalam keputusasaan dan kebingungannya, Pengkhotbah menjadikan kita merindukan solusi yang hanya bisa ditemukan dalam Kristus.