Pendahuluan
Kitab Nahum adalah satu dari kitab-kitab nabi kecil dalam Alkitab yang khususnya menekankan keadilan Tuhan terhadap kota Ninewe, ibu kota Asyur yang kejam. Melalui nubuatan Nahum, kita melihat gambaran Tuhan yang adil dan berkuasa, yang membalas setiap kejahatan dan melindungi umat-Nya.
Bagian I: Kemurkaan dan Kekuasaan Tuhan
Kemurkaan Tuhan Terhadap Ninewe
Nahum memulai pesannya dengan mendeskripsikan kemurkaan Tuhan terhadap kejahatan. “TUHAN itu cemburu dan membalas; TUHAN membalas dan penuh amarah; TUHAN membalas kepada musuh-musuh-Nya dan menyimpan amarah-Nya bagi musuh-musuh-Nya.” (Nahum 1:2).
Kekuasaan dan Kebaikan Tuhan
Meskipun Tuhan murka terhadap kejahatan, Dia tetap baik kepada mereka yang mempercayai Dia. “TUHAN itu baik, sebuah benteng pada hari kesusahan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung pada-Nya.” (Nahum 1:7).
Bagian II: Penghancuran Ninewe
Deskripsi Penghancuran
Dengan bahasa yang puitis, Nahum mendeskripsikan kehancuran yang akan menimpa Ninewe. Dia menggambarkan pengepungan kota, kekacauan di jalanan, dan akhirnya kejatuhannya.
Alasan Penghancuran Ninewe
Asyur, dengan Ninewe sebagai ibu kotanya, telah lama menjadi musuh Israel dan telah menyebabkan banyak penderitaan bagi umat Tuhan. Kekejaman, ketidakadilan, dan penyembahan berhala mereka menjadi alasan atas hukuman Tuhan.
Bagian III: Akhir Kerajaan Asyur
Kejatuhan Kerajaan yang penuh kuasa
Nahum menggambarkan kejatuhan Asyur sebagai kehancuran kekaisaran yang dahulu sangat kuat. Tak ada yang bisa bertahan dari murka Tuhan.
Perbandingan dengan Kekaisaran Lain
Dengan menyebutkan Tebe, kota besar di Mesir yang telah dihancurkan, Nahum menekankan bahwa tak ada kekaisaran yang terlalu besar atau kuat untuk dihindarkan dari penghakiman Tuhan.
Bagian IV: Korelasi dengan Kedatangan Yesus
Meskipun Kitab Nahum lebih berfokus pada penghukuman terhadap Ninewe dan keadilan Tuhan, kita dapat melihat bayangan dari Injil dalam karakter Tuhan yang ditekankan oleh Nahum.
Keadilan Tuhan dan Pengorbanan Yesus
Seperti Ninewe dihukum karena dosa-dosanya, seluruh umat manusia berada di bawah hukuman dosa. Namun, Yesus datang dan mengambil hukuman itu atas diri-Nya, menunjukkan keadilan dan kasih Tuhan dalam satu tindakan.
Kesimpulan
Nahum mengingatkan kita tentang seriusnya dosa dan kepastian penghukuman Tuhan atas kejahatan. Namun, di tengah-tengah gambaran kehancuran dan keadilan, kita juga diberikan pengharapan tentang kasih dan belas kasihan Tuhan yang terbentang bagi mereka yang kembali kepada-Nya. Dalam konteks Perjanjian Baru, kita melihat penggenapan kasih dan keadilan Tuhan dalam karya Yesus di kayu salib.