Pada suatu hari ketika sudah sore, Isa Al Masih dengan pengikut-pengikut-Nya naik perahu. “Mari kita pergi ke seberang danau,” kata Isa kepada mereka.
Lalu mereka berangkat. Ingatkah bahwa paling sedikit empat pengikut Nabi Isa adalah nelayan?
Mereka pandai mengemudikan perahu; mereka juga senang berlayar di Danau.
Oleh karena Isa Al Masih capai sekali, Dia tertidur. Dia sudah mengajar dan menolong banyak orang pada siang harinya.
Jadi ketika Dia naik perahu, ayunan gelombang laut itu membuat-Nya tidur nyenyak.
Tak lama kemudian tiba-tiba angin ribut melanda danau itu.
Gelombang yang besar mulai menghantam perahu dan air mulai masuk ke dalam perahu. Pengikut Nabi Isa yang pintar mengemudikan perahu berusaha untuk berlayar sampai ke darat, tetapi mereka tidak berhasil.
Mereka mencoba mengeluarkan air yang sudah masuk ke dalam perahu itu, tetapi karena air yang masuk begitu banyak, akhirnya mereka putus asa.
Perahu itu hampir penuh dengan air. Pasti mereka akan tenggelam. Di buritan perahu
itu, Isa sedang tertidur dengan kepala-Nya di atas bantal.
Mereka membangunkan Isa Al Masih dan berkata, “Oh Guru, apakah Engkau tidak peduli bahwa kita akan celaka?”
Isa bangun, lalu membentak angin itu, dan berkata kepada danau itu, “Diam,
tenanglah!”
Angin dan ombak itu pun reda, lalu danau menjadi sangat tenang. Isa AlMasih bertanya kepada pengikut-pengikut-Nya, “Mengapa kalian takut? Mengapa kalian tidak percaya kepada-Ku?”
Mereka menjadi heran dan takut. Berkatalah mereka kepada satu sama lain, “Siapa sebenarnya orang ini sampai angin dan ombak pun taat kepada-Nya.
Comments 1