Pada zaman Musa, orang-orang Mesir menyembah banyak dewa, misalnya dewa matahari dan dewa bulan. Mereka juga menyembah Sungai Nil, sapi, kodok, dsb.
Orang-orang Mesir menyembah ciptaan Allah, bukannya menyembah Allah, Sang Pencipta. Orang-orang Mesir memberontak terhadap Allah Yang Maha Esa dan Yang Mahabesar. Mereka adalah orang-orang yang zalim.
Musa dan Harun pergi menemui raja Mesir dan memberitahu bahwa Allah ingin supaya umat-Nya, yaitu keturunan Ibrahim, dibebaskan dari perbudakan di Tanah Mesir. Untuk menyatakan kuasa Allah yang ajaib kepada raja Mesir, yaitu raja Firaun, Harun melemparkan tongkatnya ke tanah di depan raja dan para pegawainya, lalu tongkat itu berubah menjadi ular. Para ahli sihir Firaun berbuat begitu juga dengan ilmu sihir mereka. Tongkat mereka juga menjadi ular, tetapi tongkat Harun menelan tongkat mereka.
Musa dan Harun melakukan berbagai macam keajaiban. Dengan demikian, Allah menyatakan kepada Firaun dan orang-orang Mesir bahwa Allah bani Ibrahim adalah Allah Yang Mahakuasa. Tetapi Firaun tetap berkeras hati. Oleh sebab itulah Allah menimpakan adzab-Nya kepada orang Mesir supaya hati raja Firaun yang keras itu mau menuruti kehendak Allah.
Adzab yang pertama adalah air menjadi darah. Pada suatu saat air di Mesir, termasuk Sungai Nil yang besar itu, berubah menjadi darah oleh kuasa Allah sehingga mereka tidak dapat menggunakan air. Semua orang harus menggali dan menggali di sekitar Sungai Nil untuk mencari air yang dapat diminum.
Allah juga mendatangkan bencana kodok. Begitu banyak kodok datang sampai negeri Mesir penuh dengan kodok. Raja Firaun meminta Musa dan Harun berdoa supaya kodok-kodok itu dilenyapkan. Mereka berdoa, dan kodok-kodok itu mati semua. Bangkai kodok-kodok itu membuat negeri Mesir berbau busuk. Meskipun adzab telah berulang kali datang, namun Firaun tetap berkeras hati.
Allah mendatangkan adzab lagi, yaitu gangguan nyamuk, gangguan lalat, ternak-ternak mati, dan wabah penyakit bisul. Kembali Firaun meminta agar adzab dan bencana dilenyapkan melalui doa Musa dan Harun, tetapi setelah adzab dan bencana itu lewat, ia keras kepala lagi.
Allah memberi peringatan kepada orang-orang tentang datangnya bencana yang ketujuh. Dia akan mendatangkan hujan es yang dahsyat. Orang-orang yang memperhatikan perintah Allah memasukkan ternaknya yang masih hidup dan menjaganya agar tidak keluar rumah, sedangkan yang tidak memperhatikan peringatan Allah mati bersama ternaknya.
Oleh karena Firaun masih keras hati dan tetap tidak mengizinkan bani Ibrahim keluar dari Mesir, maka Allah mendatangkan hama belalang sampai semua pohon yang tidak mati oleh hujan es, dilalap habis oleh hama belalang itu. Allah mengirim bencana lagi – selama tiga hari seluruh Tanah Mesir diliputi kegelapan. Orang Mesir tidak dapat melihat apa-apa, tetapi Firaun masih menahan bani Ibrahim.
Lalu Allah memberitahu Musa bahwa pada hari yang ditentukan, Dia akan melewati negeri Mesir. Waktu itu seorang malaikat akan membunuh semua anak sulung orang Mesir, dan semua anak sulung binatang juga. Musa diutus oleh Allah untuk menyampaikan risalah-Nya secara khusus kepada kaum keturunan Ibrahim.
Pada tanggal yang telah ditentukan, setiap orang laki-laki umat Allah harus menyembelih seekor anak domba sebagai kurban dan juga untuk dimakan bersama-sama keluarganya.
Anak domba itu harus jantan, berumur satu tahun, dan tidak bercacat. Semua daging domba harus dimakan pada malam hari sampai habis. Kalau anggota keluarga itu jumlahnya sedikit dan tidak dapat menghabiskan seekor domba, maka keluarga itu dapat memakannya bersama tetangganya.
Pada petang harinya, ketika domba disembelih, darah domba itu harus dioleskan pada tiang dan ambang pintu rumah mereka. Allah mengatakan bahwa jika Ia melihat ada tanda darah pada pintu rumah mereka, Dia akan melewati rumah itu; orang-orang yang di dalamnya akan selamat. Darah itu merupakan bukti bahwa seekor domba sudah disembelih sebagai pengganti anak sulung keluarga itu.
Setiap rumah yang pintunya diolesi darah domba akan diselamatkan dari adzab Allah.
Perintah Allah itu benar. Pada malam itu juga Allah melewati negeri Mesir. Pada waktu tengah malam Allah membunuh semua anak laki-laki sulung bangsa Mesir, mulai dari anak raja sampai kepada anak orang tahanan di penjara. Tetapi keturunan Ibrahim tidak ada seorang pun yang meninggal.
Pada malam itu Raja Firaun memanggil Musa dan Harun. Mereka disuruh berangkat secepat mungkin. Musa mengambil tulang-tulang Yusuf dan membawanya untuk dikuburkan di Tanah Kanaan. Tanpa terasa, waktunya sudah tiba bagi mereka untuk kembali ke tanah yang dijanjikan kepada Ibrahim, Ishak, dan Yakub, yaitu Tanah Kanaan. Allah selalu memenuhi janji-Nya. Raja Firaun yang jahat dikalahkan oleh kuasa Allah. Iblis dikalahkan oleh kuasa Allah. Iblis tidak dapat menghalangi rencana Allah untuk menyelamatkan umat manusia dari kezaliman Iblis.
Comments 1