Paskah Yg Pertama
Keturunan Nabi Ibrahim pindah ke Mesir ketika terjadi bencana kekeringan. Berabad-abad kemudian jumlah mereka menjadi banyak sekali, tetapi kaum Mesir memperbudak mereka. Kehidupan mereka berat sekali. Allah mengutus Nabi Musa untuk membebaskan mereka dari tangan Firaun, raja Mesir.
Musa berkata kepada Firaun agar ia membiarkan umat Allah pergi, tetapi Firaun menolak. Allah mengirim banyak bencana dan menjatuhkan hukuman ke atas Tanah Mesir, tetapi Firaun tidak mau membebaskan keturunan Ibrahim. Akhirnya Allah berkata agar Musa mempersiapkan umat-Nya untuk menghadapi suatu peristiwa yang buruk sekali. Supaya malaikat maut tidak masuk ke rumah-rumah umat Allah, mereka diberitahu untuk mengurbankan seekor anak domba yang tidak bercacat, lalu mengoleskan darahnya di kedua tiang pintu dan ambang pintu rumah mereka. Itu perintah yang aneh, tetapi itu melukiskan bahwa kematian sudah terjadi di rumah itu. Dosa sudah ditebus.
Pada tengah malam, malaikat Tuhan memasuki kota-kota di Tanah Mesir. Setiap kali ia melihat ada tanda darah anak domba kurban di tiang pintu dan di ambang pintu, ia tidak masuk ke rumah itu, tetapi hanya melewatinya saja. Kalau ia tidak melihat tanda darah, maka sesuai dengan firman Allah, malaikat itu akan membunuh anak sulung yang ada di dalam rumah itu. Di seluruh Tanah Mesir – dari istana Firaun hingga ke gubuk petani termiskin – terjadi kematian.
Menolak dan mengabaikan firman Allah adalah dosa; akibat dosa ialah kematian. Kalau orang-orang menaati perkataan Allah dan mempersembahkan kurban, mereka memperoleh kehidupan. Sesudah anak sulung Firaun mati, Firaun akhirnya membebaskan umat Allah dari perbudakan. Hari itu dinamakan Paskah (yang berarti melewat) karena itu saatnya malaikat Tuhan melihat tanda darah dan berjalan melewati dosa umat-Nya.
Nabi Musa menuntun orang-orang keturunan Ibrahim ke padang gurun untuk berjumpa dengan Allah. Di situ Allah memberi mereka hukum-Nya yang disebut Taurat. Di dalam hukum itu terdapat 10 perintah, peraturan tentang makanan yang haram dan yang tidak haram, petunjuk tentang sunat, juga tentang bagaimana mempersembahkan kurban penebusan dosa. Allah menjelaskan bahwa kalau seseorang berdosa karena melanggar ketetapan Allah, ia harus mengurbankan seekor binatang yang tidak bercacat cela. Binatang itu akan mati dan darahnya menggantikan orang itu yang berbuat dosa. Para imam keturunan Nabi Harun mempersembahkan binatang kurban kepada Allah di depan Kemah Pertemuan. Segala sesuatu harus dilakukan secara persis menurut ketetapan Allah. Bila tidak, kurban itu tidak akan diterima. Orang-orang yang mempercayai Allah dan yang bertindak menurut firman-Nya memperoleh kehidupan dan berkat. Mereka yang menolak hukum Allah terkena kutuk.
Kalau kita tahu persis apa yang dikehendaki Allah, apakah menurut Anda kita akan menaatinya? Mungkin juga tidak. Keturunan Nabi Ibrahim mengetahui hukum Allah. Mereka sudah menerima kebenaran Allah melalui Nabi Musa. Walaupun demikian, mereka masih saja memutuskan untuk tidak mempercayai firman Allah dan tidak menaatinya.
Mereka membuat patung-patung untuk disembah dan melakukan banyak perbuatan dosa seperti yang dilakukan orang-orang dari bangsa lain yang tidak berpengetahuan. Maka dari itulah Allah menghukum mereka dan tidak mengizinkan mereka menerima tanah yang telah dijanjikan-Nya kepada mereka. Mereka bahkan mencoba melakukan hal-hal religius, tetapi Allah jauh dari mereka. Dosa-dosa mereka mendatangkan kematian, bukan kehidupan.
Comments 2