Pendahuluan
Isu mengenai gender dan seksualitas merupakan topik yang kompleks dan sensitif, termasuk dalam konteks agama Kristen. Gereja dan komunitas Kristen memiliki berbagai pandangan tentang LGBTQ, berdasarkan ajaran Alkitab dan interpretasi teologis. Artikel ini akan membahas sikap gereja terhadap komunitas LGBTQ, serta bagaimana kasih dan ajaran Yesus dapat diterapkan dalam menghadapi isu ini.
Penciptaan Manusia Menurut Alkitab
Kejadian 1:27: Penciptaan Pria dan Wanita
Alkitab mencatat dalam Kejadian 1:27, “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” Allah menciptakan pria dan wanita sebagai refleksi dari diri-Nya, dan menetapkan pernikahan antara pria dan wanita sebagai dasar dari keluarga.
Kejadian 19: Kisah Sodom dan Gomora
Kisah Sodom dan Gomora dalam Kejadian 19 sering kali dijadikan referensi dalam diskusi tentang homoseksualitas. Kedua kota ini dihancurkan oleh Tuhan karena dosa-dosa mereka, termasuk hubungan seksual yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Istilah ‘sodomi’ pun berasal dari kisah ini.
Roma 1:25-27: Menolak Kebenaran Allah
Dalam Roma 1:25-27, Paulus menulis bahwa orang-orang yang menolak kebenaran Allah menggantinya dengan dusta, menyembah ciptaan bukan Pencipta, dan mengabaikan integritas penciptaan awal. Ayat ini sering dipahami sebagai kritik terhadap praktik-praktik seksual yang menyimpang dari desain Tuhan.
Memuji perbuatan berdosa adalah sebuah kesalahan yang cukup fatal dihadapan Tuhan dan hal ini sesuai pada pandangan Roma 1:32 “Sebab walaupun mereka mengetahui tuntutan-tuntutan hukum Allah, yaitu bahwa setiap orang yang melakukan hal-hal demikian, patut dihukum mati, mereka bukan saja melakukannya sendiri, tetapi mereka juga setuju dengan mereka yang melakukannya.”
Sikap Gereja terhadap Komunitas LGBTQ
Berdiri Teguh atas Otoritas Firman Allah
Gereja diharapkan berdiri teguh atas otoritas Firman Allah. Hukum dan perintah Tuhan dianggap tidak berubah, meskipun zaman modern terus berkembang. Banyak gereja percaya bahwa pandangan Alkitab tentang pernikahan dan seksualitas tetap relevan dan tidak dapat dibatalkan oleh perubahan sosial.
Kasih dan Kerendahan Hati terhadap LGBTQ
Meskipun banyak gereja yang menolak praktik LGBTQ berdasarkan ajaran Alkitab, penting untuk diingat bahwa setiap individu berharga di mata Tuhan dan membutuhkan kasih serta pengampunan. Orang-orang dalam komunitas LGBTQ mungkin telah mengalami trauma atau penolakan, dan mereka mencari penerimaan serta pemahaman.
Mengasihi Seperti Yesus
Dalam Yohanes 13:34-35, Yesus memberikan perintah baru untuk saling mengasihi: “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”
Menerima dan Membimbing dengan Kasih
Meluangkan Waktu dan Mendengarkan
Gereja harus siap meluangkan waktu untuk mendengarkan cerita dan pengalaman komunitas LGBTQ. Banyak dari mereka yang mencari harapan dan pemahaman. Sebagai umat Kristen, kita juga pernah berdosa dan memerlukan pengampunan Tuhan. Dengan mendengarkan dan menunjukkan empati, kita dapat membantu mereka menemukan harapan dalam Kristus.
Mengajak kepada Transformasi dalam Kristus
Setiap orang membutuhkan kebenaran Injil untuk diselamatkan. Harapan yang sama ini perlu dibagikan kepada komunitas LGBTQ, dengan menekankan kasih dan pengampunan Tuhan. Transformasi sejati datang dari pengalaman perjumpaan dengan Yesus Kristus dan pengertian akan kasih-Nya yang tidak terbatas.
Kesimpulan
Menghadapi isu LGBTQ dalam gereja memerlukan pendekatan yang penuh kasih, kerendahan hati, dan kesetiaan pada ajaran Alkitab. Sambil memegang teguh kebenaran Firman Allah, gereja juga dipanggil untuk menunjukkan kasih dan empati kepada semua orang, termasuk mereka yang berada dalam komunitas LGBTQ. Dengan demikian, kita dapat menjadi saksi yang efektif, menunjukkan kasih dan pengampunan Tuhan, serta mengajak semua orang untuk mengalami transformasi dan keselamatan dalam Yesus Kristus.