Pendahuluan
Kitab Hagai termasuk dalam kitab nabi-nabi kecil dalam Alkitab. Konteks dari kitab ini adalah periode setelah pembuangan ke Babel ketika sebagian orang Yahudi telah kembali ke Yerusalem. Hagai diberikan misi khusus oleh Tuhan untuk memotivasi orang-orang dalam pembangunan kembali Bait Allah.
Bagian I: Seruan untuk Membangun Bait Allah

Keprihatinan Tuhan Terhadap Kemalasan Umat-Nya
Ketika umat Israel kembali dari pembuangan, mereka lebih fokus membangun rumah-rumah mereka sendiri daripada membangun kembali Bait Allah.
“Bukankah waktunya belum tiba, waktunya bagi rumah itu untuk dibangun kembali?” (Hagai 1:2)
Tantangan Hagai untuk Umat Israel
Hagai menantang umat Israel untuk mempertimbangkan prioritas mereka dan memulai kembali pekerjaan pembangunan.
“Naiklah ke pegunungan, bawalah kayu dan bangunlah rumah itu! Maka Aku akan berkenan kepadanya dan akan memuliakan Aku, firman TUHAN.” (Hagai 1:8)
Bagian II: Janji Tuhan untuk Memberkati

Berkat Tuhan bagi Umat yang Taat
Setelah mendengar seruan Hagai, pemimpin dan rakyat memulai kembali pekerjaan. Sebagai respons, Tuhan memberikan janji keberkatan.
“Aku bersama kamu, demikianlah firman TUHAN semesta alam!” (Hagai 1:13)
Janji Kemuliaan Bait Allah
Tuhan menjanjikan bahwa kemuliaan Bait Allah yang baru akan lebih besar dibandingkan yang pertama.
“Kemuliaan rumah ini yang kemudian akan lebih besar dari pada yang dahulu, firman TUHAN semesta alam, dan di tempat ini Aku akan memberi sejahtera, demikianlah firman TUHAN semesta alam.” (Hagai 2:9)
Bagian III: Janji Tuhan tentang Zerubabel

Zerubabel sebagai Tanda Kepilihan Tuhan
Zerubabel, pemimpin umat saat itu, diberikan janji khusus oleh Tuhan.”Pada hari itu, demikianlah firman TUHAN semesta alam, Aku akan mengambil engkau, hai Zerubabel anak Sealtiel, hambaku, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan menjadikan engkau seperti cincin meterai, sebab engkaulah yang Kupilih, demikianlah firman TUHAN semesta alam.” (Hagai 2:23)
Bagian IV: Korelasi dengan Kedatangan Yesus

Bait Allah dan Kedatangan Mesias
Kemuliaan Bait Allah yang lebih besar tidak hanya mengacu pada bangunan fisik, tetapi juga pada kedatangan Mesias, yaitu Yesus. Dia datang untuk tinggal di tengah-tengah umat-Nya dan membawa keberkatan yang lebih besar dari apa pun yang pernah mereka alami sebelumnya.
Zerubabel dan Garis Keturunan Mesias
Zerubabel, yang dinyatakan sebagai “hambaku” dan “cincin meterai”, dapat dilihat sebagai bagian dari garis keturunan yang akhirnya mengarah kepada Yesus. Ini menggarisbawahi pentingnya janji Tuhan kepada David tentang keturunannya yang akan memerintah untuk selamanya.
Kesimpulan
Kitab Hagai mengajarkan kita tentang pentingnya memprioritaskan Tuhan dalam hidup kita. Meskipun konteks utamanya adalah pembangunan kembali Bait Allah, pesan utamanya tetap relevan: Tuhan ingin berada di tengah-tengah umat-Nya, dan Dia mempunyai rencana luar biasa bagi mereka. Rencana itu mencapai puncaknya dalam kedatangan Yesus, Mesias yang telah lama dinanti-nantikan.