Pendahuluan
Kidung Agung, sering dikenal sebagai Cantikle Canticles, adalah salah satu buku paling enigmatik dalam Alkitab. Di permukaan, ini adalah sebuah kisah cinta antara seorang wanita dan pria, namun banyak teolog dan ahli Alkitab melihat makna yang lebih dalam, termasuk korelasi dengan kedatangan Yesus.
Bagian I: Kidung Agung dalam Tinjauan

Sebuah Puisi Cinta
Kidung Agung mengungkapkan keindahan cinta romantis. Puisi ini, dalam struktur dialog, menggambarkan hubungan antara seorang wanita dan kekasihnya, dengan mereka saling memuji dan merayakan cinta mereka.
“Biarkan dia mencium aku dengan kecupan dari mulutnya! Karena kasihmu lebih baik daripada anggur.” (Kidung Agung 1:2)
Latar Belakang dan Konteks
Diyakini oleh banyak cendekiawan bahwa Raja Salomo adalah penulis dari Kidung Agung. Mengingat reputasi Salomo sebagai penulis dan penyair, karya ini menunjukkan kemahirannya dalam mengekspresikan cinta dan kerinduan.
Bagian II: Tema-Tema Utama Kidung Agung

Kerinduan dan Pencarian
Salah satu tema yang dominan adalah kerinduan. Sepanjang puisi, ada tema berulang tentang mencari kekasih dan kerinduan untuk bersamanya.
“Di atas tempat tidurku, di malam hari, aku mencari dia yang jiwaku cintai; aku mencarinya, tetapi tidak menemukannya.” (Kidung Agung 3:1)
Kecantikan dan Pujian
Kidung Agung dipenuhi dengan ungkapan pujian dan kekaguman atas kecantikan fisik dan inner beauty. Sepanjang karya, ada berbagai perbandingan yang digunakan untuk menggambarkan kecantikan kekasih.
Bagian III: Kidung Agung dan Korelasinya dengan Kedatangan Yesus

Kekasih dan Mesias
Banyak teolog melihat hubungan antara kekasih dalam Kidung Agung dengan hubungan antara Yesus dan Gereja. Seperti kekasih dalam puisi ini merindukan satu sama lain, Yesus juga merindukan hubungan dengan Gereja dan setiap individu.
Pernikahan Mistik
Konsep pernikahan antara kekasih dalam Kidung Agung sering dilihat sebagai gambaran pernikahan mistik antara Kristus (Pengantin Pria) dan Gereja (Pengantin Wanita). Ini mencerminkan hubungan intim dan kasih antara Yesus dan umat-Nya.
“Aku adalah milik kekasihku, dan dia merindukan aku.” (Kidung Agung 7:10)
Penyelamatan dan Kecantikan dalam Kristus
Seperti kekasih wanita dalam Kidung Agung dipuji karena kecantikannya, demikian pula orang percaya dilihat indah dan sempurna dalam kasih Kristus, yang datang untuk menyelamatkan dan memulihkan hubungan kita dengan Bapa di surga.
Kesimpulan
Kidung Agung, meskipun terutama adalah sebuah puisi cinta, juga memberikan gambaran mendalam tentang kasih ilahi dan hubungan antara Kristus dan Gereja. Seperti kekasih dalam puisi ini merindukan satu sama lain, demikian pula Kristus merindukan hubungan dengan kita, yang diwujudkan melalui pengorbanan-Nya di kayu salib. Dalam konteks ini, Kidung Agung menjadi buku yang kaya akan teologi dan pemahaman rohaniah.