Nabi Musa diberi 10 syariat Allah di Gunung Sinai. Ia mendaki Gunung Sinai, dan segumpal awan menutupinya. Empat puluh hari empat puluh malam Nabi Musa tinggal di situ.
Selama 40 hari 40 malam, Allah memberi petunjuk mengenai kemah Allah. Katanya, “Aku akan tinggal di dalam Baitullah dan akan selalu berada di tengah-tengah umat-Ku.”
Nabi Musa harus membuat pagar di sekeliling Baitullah itu, dan ia hanya perlu membuat satu pintu masuk saja. Di dalam pagar itu harus dibangun sebuah tempat yang besar untuk menaruh semua kurban yang akan dipersembahkan. Di dekat tempat itu ada sebuah tempayan besar berisi air supaya imam-imam dapat mencuci tangan dan kaki mereka.
Baitullah itu dibuat dari kayu, kulit binatang, dan kain. Baitullah itu mempunyai dua kamar yang dibagi dua dengan gorden yang tebal.
Di kamar yang kedua, di belakang gorden itu, adalah tempat tinggal Allah sendiri. Di dalam kamar itulah terletak peti yang tutupnya terbuat dari emas. Peti itu disebut Peti (Tabut) Perjanjian karena Allah berjanji untuk setia kepada umat-Nya kalau mereka taat kepada perintah-Nya.
Sekali setahun orang-orang Israil harus menyerahkan seekor domba sebagai kurban untuk dosa mereka. Imam akan menyembelih domba itu supaya orang itu dibebaskan dari dosa mereka. Darah domba itu dibawa ke dalam kamar yang kedua.
Di situ imam harus memercikkan peti itu dengan darah. Orang Israil tidak boleh masuk ke dalam kamar yang kedua. Hanya imam besar sajalah yang boleh masuk, itu pun hanya satu kali dalam satu tahun.
Nabi Harun menjadi imam besar; anak laki-lakinya ditentukan sebagai imam juga. Semua laki-laki dari suku Lewi juga menolong dengan tugas di Baitullah itu.
Kurban harus terus-menerus dipersembahkan kepada Allah. Kurban itu menjadi lambang penebusan dosa bagi seseorang yang sadar akan dosanya.
Selama 40 hari 40 malam Nabi Musa diberitahu oleh Allah tentang bagaimana membuat Baitullah dan bagaimana mempersembahkan kurban.
Anehnya orang-orang Israil mulai gelisah. Mereka mengira Nabi Musa tidak akan kembali kepada mereka. Lalu mereka memaksa Nabi Harun membuat sebuah patung untuk mereka.
Nabi Harun membuat patung seekor sapi dari emas. Jemaat Israil menyembah patung itu! Mereka melanggar perintah Allah, padahal mereka telah berjanji akan menaati perintah-Nya.
Allah marah kepada umat-Nya dan menyuruh Nabi Musa turun dari gunung. Nabi Musa turun membawa dua lempengan batu yang bertuliskan syariat-syariat Allah pada kedua sisinya. Ketika Nabi Musa melihat patung sapi emas dan orang-orang yang menari-nari di depannya, ia marah sekali. Nabi Musa melemparkan dua lempengan batu itu ke tanah. Kedua lempengan batu itu pecah. Lalu Nabi Musa memusnahkan sapi emas itu.
Nabi Musa berdiri dan berseru, “Setiap orang yang akan menaati Allah yang benar, coba berdiri di sini dengan saya.” Lalu Allah menghukum orang-orang yang tidak mau mengikuti-Nya. Pada hari itu 3000 orang mati oleh adzab Allah.
Kemudian sekali lagi Nabi Musa mendaki Gunung Sinai. Allah menulis 10 syariat lagi di atas lempengan batu, sama seperti kedua lempengan batu yang dipecahkan Nabi Musa. Nabi Musa membangun kemah Allah seperti yang diperintahkan oleh Allah. Nabi Musa tahu bahwa Allah tidak akan menerima yang tidak sesuai dengan rencana-Nya. Kita juga harus menyembah Allah, menuruti petunjuk dan jalan yang Dia sediakan.