8 Pekerja Iman yang Mengguncang Dunia: Dari William Carey hingga St. Patrick

Published on:

Sepanjang sejarah Kekristenan, Tuhan telah memakai pria dan wanita yang bersedia meninggalkan kenyamanan mereka untuk memberitakan Injil ke tempat-tempat paling gelap dan terpencil. Mereka bukanlah pahlawan karena kekuatan mereka sendiri, melainkan karena ketaatan radikal terhadap panggilan Allah dan kerinduan mendalam melihat bangsa-bangsa mengenal Yesus.

Berikut adalah delapan sosok yang kisahnya meneguhkan, menantang, dan memberi inspirasi bagi kita semua untuk hidup dengan iman yang berbuah dan berdampak.

1. William Carey – Bapak Misi Modern

“Harapkan hal-hal besar dari Allah. Usahakan hal-hal besar bagi Allah.”

William Carey, seorang tukang sepatu asal Inggris, adalah pelopor gerakan misi Protestan modern. Di akhir abad ke-18, banyak orang Kristen percaya bahwa tugas penginjilan hanya untuk para rasul. Carey menolak pandangan itu. Dalam khotbah terkenalnya tahun 1792, ia mendorong gereja untuk pergi ke bangsa-bangsa. Tidak lama kemudian, ia berlayar ke India.

Di India, Carey menghadapi tantangan berat: kemiskinan, kematian anak, oposisi agama, dan perbedaan budaya. Namun selama lebih dari 40 tahun, ia menerjemahkan Alkitab ke dalam beberapa bahasa India, mendirikan sekolah, dan memelopori perubahan sosial termasuk penolakan terhadap praktik pembakaran janda (sati).

Ayat yang mencerminkan hidup Carey:
“Pergilah dan jadikanlah semua bangsa murid-Ku” (Matius 28:19)

Berikut Link Video Lengkapnya : https://www.youtube.com/watch?v=QLAGt1PNOcM

2. Hudson Taylor – Menyentuh Inti Budaya China

“Jika saya memiliki seribu nyawa, saya akan memberikan semuanya untuk China.”

Hudson Taylor dikenal sebagai pendiri China Inland Mission. Ia revolusioner dalam pendekatannya: tidak sekadar menginjil, tetapi menjadi satu dengan orang-orang yang ia layani. Taylor memakai pakaian tradisional Tiongkok, belajar bahasa dan budaya setempat, dan menolak kenyamanan misionaris Eropa yang tinggal di koloni Barat.

Selama lima dekade, ia membawa ratusan misionaris ke pedalaman Tiongkok. Pendekatannya yang kontekstual membuat Injil dapat diterima oleh banyak orang.

Ayat yang mencerminkan hidup Taylor:
“Bagi orang-orang yang belum mengenal hukum Taurat, aku menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat… supaya aku dapat memenangkan mereka.” (1 Korintus 9:21)


Berikut Link Video Lengkapnya : https://www.youtube.com/watch?v=zZ8dc5kMKjw

3. Amy Carmichael – Menyelamatkan Anak-Anak dari Perdagangan Manusia

“Tugas kita bukan untuk berhasil, tetapi untuk taat.”

Amy Carmichael, seorang wanita asal Irlandia, melayani di India selama lebih dari 55 tahun tanpa pulang sekali pun. Ia dikenal karena menyelamatkan gadis-gadis muda dari perbudakan kuil—praktik keagamaan yang sering disalahgunakan untuk eksploitasi seksual.

Dengan mendirikan Dohnavur Fellowship, Amy menciptakan rumah singgah aman dan pendidikan bagi lebih dari 1.000 anak. Ia menolak dukungan publikasi berlebihan dan hidup dalam kesederhanaan.

Ayat yang mencerminkan hidup Amy:
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk-Ku.” (Matius 25:40)

Berikut Link Video Lengkapnya : https://www.youtube.com/watch?v=zZ8dc5kMKjw

4. David Livingstone – Menjelajah Afrika untuk Kristus

“Kristus memiliki segalanya; saya tidak memiliki alasan untuk menolak apa pun yang Dia minta.”

David Livingstone bukan hanya misionaris, tapi juga penjelajah, dokter, dan pembela kemanusiaan. Ia menjelajahi Afrika bagian selatan dan tengah, membuka jalur misi dan perdagangan yang menghindari jalur perdagangan budak.

Ia dikenal karena tekadnya: meskipun kehilangan kontak dengan dunia Barat selama bertahun-tahun, ia tetap melanjutkan misinya. Setelah kematiannya, tubuhnya dibawa pulang ke Inggris, tetapi hatinya dikuburkan di Afrika—tempat yang ia cintai dan layani dengan sepenuh hati.

Ayat yang mencerminkan hidup Livingstone:
“Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.” (Filipi 1:21)

Berikut Link Video Lengkapnya : https://www.youtube.com/watch?v=8tnBuNWAKus

5. C.T. Studd – Dari Bintang Kriket ke Ladang Misi

“Jika Yesus Kristus adalah Allah dan mati untukku, maka tidak ada pengorbanan yang terlalu besar untuk Aku lakukan bagi-Nya.”

Charles Thomas Studd adalah atlet nasional Inggris yang sukses dalam olahraga kriket. Namun ia meninggalkan kekayaan dan ketenarannya untuk menjadi misionaris di China, India, dan akhirnya Kongo.

Ia mendirikan Worldwide Evangelization Crusade (WEC), yang terus aktif hingga saat ini. Pelayanannya penuh pengorbanan, termasuk melewati penyakit, kesepian, dan kemiskinan.

Ayat yang mencerminkan hidup Studd:
“Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” (Lukas 9:23)

Berikut Link Video Lengkapnya : https://www.youtube.com/watch?v=O8Bmz5EGTyA

6. Eric Liddell – Mengutamakan Ketaatan di Atas Kemenangan

“Ketika saya berlari, saya merasakan kesenangan Tuhan.”

Eric Liddell dikenal sebagai atlet peraih medali emas Olimpiade 1924. Namun ia lebih dikenal karena menolak berlari di hari Minggu meskipun itu berarti kehilangan lomba favoritnya. Keputusannya mencerminkan integritas dan ketaatan terhadap keyakinannya.

Setelah Olimpiade, ia melayani sebagai misionaris di Tiongkok hingga ia akhirnya meninggal di kamp interniran Jepang pada masa Perang Dunia II. Bahkan di akhir hidupnya, ia tetap mengajar, melayani, dan membagikan kasih Kristus kepada sesama tawanan.

Ayat yang mencerminkan hidup Liddell:
“Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Matius 6:33)

Berikut Link Video Lengkapnya : https://www.youtube.com/watch?v=_Rz6PtjEpT4

7. Nate Saint dan Jim Elliot & Teman-Teman – Mengasihi hingga Akhir

“Dia bukan orang bodoh yang menyerahkan apa yang tidak dapat ia pertahankan untuk memperoleh apa yang tidak dapat ia hilangkan.”Jim Elliot

Tahun 1956, lima misionaris muda Amerika (Jim Elliot, Nate Saint, Ed McCully, Peter Fleming, dan Roger Youderian) dibunuh saat mencoba menjangkau suku Huaorani (Auca) di hutan Amazon, Ekuador.

Namun kematian mereka bukanlah akhir. Beberapa tahun kemudian, istri Jim, Elisabeth Elliot, dan saudara perempuan Nate Saint kembali ke suku itu dan melihat banyak dari mereka bertobat. Pelayanan yang lahir dari pengampunan dan kasih radikal ini menjadi simbol ketaatan yang tidak bersyarat.

Ayat yang mencerminkan hidup mereka:
“Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.” (Markus 8:35)

Berikut Link Video Lengkapnya : https://www.youtube.com/watch?v=bFmhlgYpRxo

8. St. Patrick – Menginjili Bangsa yang Pernah Menyanderanya

“Saya adalah duta Kristus kepada bangsa yang pernah memperbudak saya.”

St. Patrick bukan orang Irlandia, tapi Inggris. Ia diculik dan dijadikan budak oleh bangsa Irlandia di usia muda. Setelah bertahun-tahun, ia berhasil melarikan diri. Namun dalam sebuah penglihatan, ia merasakan panggilan Tuhan untuk kembali dan mengabarkan Injil kepada para penculiknya.

Patrick membaptis ribuan orang, mendirikan gereja-gereja, dan menghancurkan praktik kafir di Irlandia. Ia mengubah pulau yang gelap secara rohani menjadi pusat Kekristenan selama berabad-abad.

Ayat yang mencerminkan hidup Patrick:
“Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” (Matius 5:44)

Lihat Video Selengkapnya : https://www.youtube.com/watch?v=7iGyO5Fhglg

Ringkasan: Apa yang Kita Pelajari dari Delapan Pekerja Iman Ini

NamaLokasi MisiCiri Utama
William CareyIndiaBapak Misi Modern, penerjemah Alkitab
Hudson TaylorChinaKontekstual, menyerahkan kenyamanan
Amy CarmichaelIndiaPenyelamat anak-anak, tanpa publisitas
David LivingstoneAfrikaPenjelajah, pembela kemanusiaan
C.T. StuddChina, India, AfrikaPengorbanan total
Eric LiddellChinaIntegritas dan pengorbanan
Jim Elliot & Nate SaintEkuadorKasih hingga akhir
St. PatrickIrlandiaPengampunan dan transformasi budaya

Kesimpulan: Dipakai Seperti Mereka

Apa kesamaan dari semua tokoh ini? Mereka biasa saja, namun percaya kepada Allah yang luar biasa. Mereka tidak mengejar popularitas, tetapi ketaatan. Mereka tidak memburu kenyamanan, tetapi kerajaan kekal.

Mereka hidup seperti yang ditulis dalam 2 Timotius 4:7:
“Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.”

Sekarang, giliran kita.
Apakah kita akan hidup dengan iman yang pasif, atau akan memilih untuk ikut menyala bersama Tuhan—dimulai dari lingkungan sekitar hingga ke ujung bumi?

Related

Leave a Reply

Please enter your comment!
Please enter your name here