Pendahuluan
Salah satu topik yang sering menimbulkan perdebatan di antara umat Kristen adalah tentang perantaraan doa, yaitu apakah orang Kristen dapat dan seharusnya melakukan perantaraan doa melalui orang lain, baik yang sudah meninggal atau yang masih hidup. Klaim ini memiliki berbagai interpretasi, namun apa yang sebenarnya diajarkan Alkitab?
Pengertian Perantaraan dalam Kekristenan
Definisi Perantaraan Doa
Perantaraan doa berarti meminta orang lain—di bumi atau di surga—untuk mendoakan kita kepada Tuhan. Namun, menurut Alkitab, Yesus Kristus adalah perantara utama antara manusia dan Allah. Namun Kita boleh berdoa untuk orang yang masih hidup bagi pergumulan mereka
Yesus Kristus sebagai Perantara Utama
Dalam surat Paulus yang pertama kepada Timotius, jelas dikatakan, “Karena ada satu Allah, dan satu pula Perantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,” (1 Timotius 2:5). Ayat ini menekankan bahwa Yesus, sebagai Mesias, memegang peran eksklusif sebagai perantara.
Peran Yesus sebagai Imam Besar
Pemahaman dari Surat kepada Ibrani
Surat kepada Ibrani memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang peran Yesus sebagai Imam Besar yang sempurna. Melalui pengorbanan-Nya sendiri, Ia membuka jalan bagi kita untuk secara langsung mendekati tahta kasih karunia Allah. “Karena itu marilah kita dengan penuh keberanian mendekat kepada takhta kasih karunia, supaya kita menerima belas kasihan dan menemukan kasih karunia yang memberi pertolongan pada waktu yang tepat.” (Ibrani 4:16).
Akses Langsung kepada Allah
Dengan peran Yesus sebagai Imam Besar, kita diberi akses langsung kepada Allah tanpa perlu perantara lainnya. Yesus, sebagai Anak Allah, telah memberikan kita hak istimewa untuk mendekat kepada Allah dengan penuh keberanian.
Tradisi Doa Perantaraan dalam Beberapa Denominasi
Praktik dalam Gereja Katolik Roma
Walaupun Yesus adalah perantara utama, praktik meminta doa dari sesama percaya, termasuk mereka yang telah meninggal, merupakan tradisi yang dipegang oleh sebagian denominasi Kristen, seperti Katolik Roma. Mereka melihat para santo sebagai contoh iman dan pendoa yang efektif. Namun, apakah praktik ini alkitabiah?
Evaluasi Alkitabiah terhadap Doa Perantaraan
Peran Eksklusif Yesus sebagai Perantara
Dalam menghadapi topik ini, penting untuk mengeksplorasi dan memahami tradisi iman, serta mencari panduan dari Alkitab. Surat kepada Timotius dan Ibrani menegaskan bahwa Yesus adalah satu-satunya perantara antara Allah dan manusia. Oleh karena itu, praktik doa perantaraan melalui orang lain, baik yang hidup maupun yang telah meninggal, tidak memiliki dasar yang kuat dalam ajaran Alkitab.
Juga hal tentang orang-orang yang meninggal, seperti pergi ke makam dan berdoa agar dosa-dosa orang yang dicintai diampuni atau meminta berka. Sangatlah tidak alkitabiah
Tradisi vs. Ajaran Alkitab
Meskipun tradisi Katolik menghormati para santo sebagai pendoa yang efektif, penting untuk kembali kepada ajaran Alkitab yang menekankan peran tunggal Yesus Kristus sebagai perantara. Dalam terang ini, praktik doa perantaraan melalui orang lain harus dievaluasi dengan hati-hati. Kita boleh dapat terinspirasi dari hidup tokoh Santo -Santo. Namun untuk mendoakan mereka atau minta sesuatu dari mereka tidak sesuai Alkitab
Kesimpulan
Pentingnya Pemahaman yang Benar
Doa perantaraan, meskipun memiliki tempat dalam beberapa tradisi Kristen, harus dipahami dalam konteks ajaran Alkitab. Yesus Kristus adalah perantara utama yang memberikan kita akses langsung kepada Allah. Setiap praktik atau tradisi yang bertentangan dengan ajaran ini perlu dipertimbangkan kembali.
Arahkan Doa kepada Allah melalui Kristus
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mendekat kepada Allah melalui Yesus Kristus, yang telah memberikan kita hak istimewa untuk menghadap tahta kasih karunia-Nya. Dengan demikian, marilah kita dengan penuh keberanian mendekat kepada Allah, mengandalkan Yesus sebagai perantara kita yang sejati dan satu-satunya.