Isa Al Masih (Yesus) Wafat di Kayu Palang Salib – Selama ribuan tahun, cerita tentang kematian dan kebangkitan Isa Al Masih, yang dikenal juga sebagai Yesus Kristus, telah menyentuh hati dan pikiran orang-orang di seluruh dunia. Peristiwa tragis di mana Isa Al Masih disalibkan di sebuah bukit bernama Golgota telah menjadi pilar utama dalam ajaran dan keyakinan agama Kristen.
Namun, di balik kejadian ini yang mungkin tampak mengerikan, tersembunyi kisah mendalam tentang pengorbanan tak terbayangkan dan harapan yang muncul dari kebangkitan-Nya. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi perjalanan menakjubkan Isa Al Masih, melihat rincian cerita tentang kematian-Nya di kayu salib, dan memahami makna yang dalam di baliknya. Bersiaplah untuk terpesona oleh kekuatan dan arti yang tak tergoyahkan dari kisah ini yang telah mengubah sejarah dan mencapai jauh melewati batas agama.
Kali ini cerita ini juga akan diringkas menjadi beberapa bagian peristiwa inti sehingga mempermudah Anda dalam membaca keseluruhan :
- Pemimpin Agama Mencari Kesalahan Isa Al Masih (Yesus) dan Menghadapkan Kepada Pilatus
- Orang – Orang Yahudi Memilih Untuk Melepaskan Barabas Sebagai Ganti Isa Al Masih (Yesus) Dihukum
- Isa Al Masih Disalibkan
- Isa Al Masih Menyerahkan NyawaNya
1. Pemimpin Agama Mencari Kesalahan Isa Al Masih (Yesus) dan Menghadapkan Kepada Pilatus (Yohanes 18:28)
Ketika Isa Al Masih ditangkap, Dia dibawa ke rumah seorang mufti (imam agung). Lalu sepanjang malam pemimpin agama mencari-cari kesalahan Isa supaya Isa Al Masih dapat dituduh di depan gubernur Romawi.
Pagi berikutnya, mereka mengirim Dia kepada Pilatus, gubernur Romawi, dengan tuduhan ini: “Kami dapati orang ini menyesatkan rakyat sebab katanya Ia adalah Al Masih, seorang raja.” Gubernur itu bertanya, “Apakah Engkau Raja orang Yahudi?” (Yohanes 18:28-33)
Isa berkata, “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini.” (Yohanes 18:36)
2. Orang – Orang Yahudi Memilih Untuk Melepaskan Barabas Sebagai Ganti Isa Al Masih (Yesus) Dihukum (Matius 27:45-46)
Pilatus tidak menemukan kesalahan apa pun yang dapat membuat Isa Al Masih dihukum mati. Jadi, Pilatus mengingatkan mereka bahwa biasanya tiap tahun pemerintah Roma melepaskan seorang tawanan. Pilatus ingin melepaskan Isa, tetapi orang-orang Yahudi mulai berteriak. “Jangan Dia! Lepaskan Barabas saja!” Barabas itu seorang perampok.
Kemudian Pilatus mencambuk Isa; para prajurit memahkotai kepala-Nya dengan duri. Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya untuk mengejek Isa. Mereka berkata, “Hidup Raja orang Yahudi!” Kemudian mereka menampari, meludahi, dan memukul Dia dengan tongkat.
Untuk kedua kalinya Pilatus berkata, “Saya tidak menemukan alasan yang menyebabkan Isa harus dihukum.”
3. Isa Al Masih Disalibkan (Matius 27:27-37)
Lalu orang-orang Yahudi berteriak, “Salibkan Dia! Salibkan Dia!” Karena Pilatus lebih takut kalau akan terjadi huru-hara, ia menuruti kehendak orang banyak itu. Ia menyuruh supaya Isa Al Masih dibunuh di kayu palang (disalibkan).
Tentara-tentara Romawi menaruh kayu palang di punggung-Nya dan Isa menanggung kayu palang itu ke tempat yang disebut “Golgota”. Banyak orang mengikuti-Nya; beberapa wanita menangisi-Nya. Para prajurit memaku tangan dan kaki-Nya pada kayu palang itu. Ada dua orang penyamun yang disalibkan bersama Isa, satu di sebelah kanan dan satunya lagi di sebelah kiri Isa.
Di kayu palang itu Isa diejek, “Ia dapat menyelamatkan orang lain, tetapi tidak dapat menyelamatkan diri-Nya sendiri.” Isa tidak membalas kejahatan itu, tetapi berdoa, “Ya, Allah, ampunilah mereka karena mereka tidak mengetahui apa yang telah mereka perbuat.”
Salah seorang penyamun tadi berkata, “Ingatlah saya, Isa, apabila engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah. (surga).”
Isa berkata, “Hari ini engkau akan bersama-Ku di surga.”
4. Isa Al Masih Menyerahkan NyawaNya (Lukas 23:46)
Pada waktu tengah hari, matahari tidak bersinar. Seluruh negeri itu menjadi gelap sekali sampai sore. Lalu Isa berteriak dengan suara keras, “Ya, Allah! Sudah selesai! Ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawaKu!” Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan meninggal.
Mengapa Isa Al Masih harus meninggal dengan cara yang begitu memilukan? Selama hidupnya Dia melakukan yang baik. Dia selalu menolong. Dia menyembuhkan seorang buta, Dia menyembuhkan seorang yang berpenyakit kusta,
Dia memberi makan kepada ribuan orang, Dia menghidupkan kembali Lazarus yang sudah mati empat hari. Mengapa Isa Al Masih harus meninggal di kayu palang? Justru untuk meninggal di kayu palanglah,
Dia dilahirkan secara ajaib – untuk menjadi kurban agung, kurban yang sempurna – tanpa dosa. Dialah yang dijanjikan Allah sejak Nabi Adam berdosa. Dialah yang dijanjikan Allah untuk mengalahkan si jahat, Iblis. Mengapa Isa Al Masih harus meninggal? Karena itu adalah kehendak Allah. Isa selalu melakukan kehendak Allah. Dialah yang betul-betul menyerahkan diri kepada Allah.