Isa Al-Masih (Yesus) Ditinggalkan dan Ditangkap [Selasa, 20 Juni 2023] Pada bagian yang lalu sudah diceritakan tentang apa yang terjadi ketika Isa Al-Masih masuk ke Yerusalem dan dielu-elukan. Ada banyak orang di situ pada waktu itu, karena hari itu adalah hari raya. Jadi, ketika Isa Al-Masih masuk ke Yerusalem dengan menunggang keledai, banyak sekali orang yang berseru-seru memuji Allah. Mereka memuji Allah karena Raja Penyelamat sudah datang dari Allah.
Cerita Isa Al-Masih (Yesus) Ditinggalkan dan Ditangkap akan dikemas lebih utuh dan fokus pada inti menjadi beberapa bagian :
- Isa Al-Masih (Yesus) Makan Bersama Untuk Merayakan Hari Raya
- Isa Al-Masih (Yesus) dan Murid-Muridnya di Taman Getsemani
- Murid-Murid Isa Al-Masih (Yesus) Tertidur Saat Berjaga di Taman Getsemani
- Isa Al-Masih (Yesus) ditangkap oleh prajurit, imam besar, Farisi di Taman Getsemani
- Petrus Memotong Telinga Seorang Prajurit & Isa Al-Masih (Yesus) Menyembuhkannya
1. Isa Al-Masih Makan Bersama Untuk Merayakan Hari Raya & MuridNya Yudas Iskariot (Matius 26 : 20)
Isa Al-Masih dan para pengikutNya tinggal di Yerusalem pada hari raya itu. Mereka juga ikut makan bersama-sama untuk merayakan hari raya itu. (Matius 26 : 20)
Ketika mereka sedang makan, seorang pengikut Isa keluar untuk membuat rencana yang jahat dengan para pemimpin agama Yahudi. Nama orang itu Yudas. Ia berjanji untuk mengkhianati Isa Al-Masih. Ia akan menunjukkan yang mana Isa Al-Masih dengan tanda mencium Isa. Pemimpin agama akan memberi Yudas 30 uang perak. (Matius 26:14-16)
Isa Al-Masih tahu apa yang Yudas rencanakan, tetapi Dia juga tahu bahwa Yudas hanya dapat melakukan hal-hal yang diizinkan oleh Allah.
2. Isa Al-Masih dan Murid-Muridnya Berada di Taman Getsemani (Matius 26:36-46)
Sesudah Yudas keluar dan sesudah mereka selesai makan bersama, Isa pergi dengan kesebelas PengikutNya yang lain itu ke suatu tempat yang bernama Taman Getsemani. Di sana Ia berkata kepada mereka, “Duduklah di sini sementara Aku berdoa.” (Matius 26:36)
Lalu Ia mengajak tiga pengikutNya yang paling dekat dengan-Nya untuk menemani-Nya berdoa. Ia berkata kepada ketiga teman-Nya itu, Petrus, Yakub, dan Yahya, “Hati-Ku sedih sekali, rasanya seperti akan mati saja. Tinggallah kalian di sini, turutlah berjaga-jaga dengan Aku.”
(Matius 26:36-38)
Kemudian Isa pergi lebih jauh sedikit, lalu Ia bersujud kepada Allah dan berdoa, “Ya, Allah,” kata-Nya, “tidak ada yang mustahil bagi-Mu. Kalau ada cara yang lain untuk melakukan kehendak-Mu, jauhkanlah daripada-Ku penderitaan yang Aku harus alami ini. tetapi jangan biarkan Aku menuruti kemauan-Ku, melainkan biarlah Aku menuruti kemauan Engkau saja ya, Allah.” (Matius 26:39)
3. Murid-Murid Isa Al-Masih Tertidur Saat Berjaga di Taman Getsemani (Matius 26:40-41)
Sesudah itu, Isa kembali kepada ketiga muridNya dan mendapati mereka sedang tidur. Ia berkata kepada Petrus, “Satu jam saja kalian bertiga tidak dapat berjaga-jaga dengan Aku? Berdoalah supaya kalian jangan mengalami pencobaan.” (Matius 26:40-41)
Sekali lagi Isa pergi berdoa, kata-Nya, “Ya, Allah, kalau penderitaan ini harus Aku alami, dan tidak dapat dijauhkan, biarlah kemauan Allah yang jadi.” (Matius 26:42)
Sesudah itu Isa kembali lagi, dan ketiga murid-Nya itu tertidur lagi karena mereka mengantuk sekali.
Sekali lagi Isa meninggalkan mereka, dan untuk ketiga kalinya Ia berdoa dengan kata-kata yang sama. Isa sangat menderita sehingga Ia makin sungguh-sungguh berdoa. Keringat-Nya menetes dengan hebat, membasahi tubuhnya. Allah mengutus seorang malaikat kepada-Nya untuk menguatkan-Nya. Walaupun susah sekali, sudah menjadi kehendak Allah bahwa Isa Al-Masih menderita dan mati untuk mengalahkan Iblis.
Selesai berdoa, Isa kembali lagi kepada pengikutNya. Mereka sedang tidur dan Ia berkata kepada mereka, “Mengapa kalian tidur? Bangunlah! Lihat! Orang yang mengkhianati Aku sudah datang!” (Matius 26:45-46)
4. Isa Al-Masih ditangkap oleh prajurit, imam besar, Farisi di Taman Getsemani (Lukas 22:47-49)
Sementara Isa masih berbicara, Yudas datang. Bersama-sama dengan dia, datang juga banyak orang yang membawa pedang dan pentungan. Mereka disuruh oleh pemimpin agama Yahudi untuk menangkap Isa. Yudas langsung pergi kepada Isa dan berkata, “Salam, Guru!” Lalu ia mencium Isa. (Lukas 22:47)
Isa mendekati orang-orang yang membawa senjata dan bertanya, “Kalian mencari siapa?”
“Isa, orang Nazareth,” jawab mereka.
“Akulah Dia,” kata Isa, lalu semua orang itu mundur dan jatuh ke tanah. Sekali lagi Isa bertanya kepada mereka, “Kalian mencari siapa?”
“Isa, orang Nazareth,” jawab mereka.
“Sudah Kukatakan Akulah Dia,” kata Isa. “Kalau memang Aku yang kalian cari, biarkan mereka yang lain ini pergi.”
5. Petrus Memotong Telinga Seorang Prajurit & Isa Al-Masih (Yesus) Menyembuhkannya (Lukas 22:50-51)
Petrus yang membawa sebilah pedang, mencabutnya, lalu mengayunkan pedang itu ke telinga kanan hamba seorang imam sampai putus. Tetapi Isa langsung menyembuhkan telinga orang itu dan menegur Petrus,
(Lukas 22:50)
kata-Nya, “Masukkan kembali pedangmu ke tempatnya! Kaukira Aku tidak dapat minta tolong kepada Allah, supaya Allah segera mengirim ribuan malaikat untuk menolong Aku? Tetapi inilah kehendak Allah bagi-Ku.” (Matius 26:53)
Lalu Isa berkata kepada orang banyak itu, “Apakah Aku ini penjahat, sampai kalian datang dengan membawa pedang dan pentungan untuk menangkap Aku? Tetapi memang sudah waktunya supaya semua terjadi menurut apa yang ditulis oleh nabi-nabi tentang Aku.” (Matius 26:55-56)
Setelah itu, Isa ditangkap. Lalu semua pengikut Isa Al-Masih meninggalkan Dia dan Pergi
Penutup
Berikut beberapa pelajaran yang bisa kita ambil/petik dari kisah Isa Al Masih (Yesus) yaitu :
- Kekuatan dalam Doa: Ketika Yesus menghadapi tangkapan yang tak terhindarkan, Yesus menaruh kepercayaan penuh pada kekuatan doa. Yesus pergi ke Taman Getsemani untuk berdoa sebelum peristiwa penangkapannya. Pelajaran yang bisa kita ambil adalah pentingnya berkomunikasi dengan Tuhan melalui doa dalam saat-saat sulit dalam hidup kita. Doa memberikan ketenangan, kekuatan, dan bimbingan kepada kita.
- Penyerahan kepada Kehendak Allah: Dalam doa-Nya, Yesus mendoakan agar kehendak Allah terjadi, bukan kehendak-Nya sendiri. Yesus memahami bahwa Allah memiliki rencana yang lebih besar, meskipun rencana tersebut melibatkan penderitaan dan pengorbanan-Nya. Dari situ, kita bisa belajar untuk menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada Allah dan menerima kehendak-Nya, meskipun hal itu mungkin melibatkan tantangan dan penderitaan.
- Keteguhan dan Kepenuhan: Meskipun Yesus tahu bahwa Ia akan ditangkap dan dihadapkan pada penderitaan yang luar biasa, Ia tetap teguh dalam iman dan tugas-Nya. Ia tidak menghindar atau berusaha melarikan diri, melainkan Ia memilih untuk menghadapi nasib-Nya dengan kepenuhan dan keberanian. Dari sikap-Nya ini, kita dapat belajar untuk memiliki keteguhan iman dan menerima tugas dan cobaan hidup dengan penuh keberanian.
- Pengampunan dan Kasih: Ketika Yesus ditangkap, Ia tidak membalas dengan kekerasan atau kebencian, melainkan Ia menunjukkan kasih dan pengampunan. Ia menyembuhkan telinga seorang hamba yang dipotong oleh salah seorang pengikut-Nya. Pelajaran yang bisa kita ambil adalah pentingnya pengampunan dan kasih dalam menghadapi ketidakadilan atau penderitaan. Dalam situasi sulit, kita bisa meneladani Yesus dalam memberikan pengampunan kepada orang lain dan mempertahankan kasih dalam hati kita.
- Keberanian dalam Menjalankan Kebenaran: Meskipun ditangkap dan dihadapkan pada situasi yang mengintimidasi, Yesus tidak mundur dalam menyatakan kebenaran-Nya. Ia dengan berani dan tegar menghadapi pertanyaan dan tuduhan yang dilontarkan kepadanya. Dari sikap ini, kita dapat belajar untuk tidak takut mengakui kebenaran, menghadapi konsekuensi yang mungkin timbul, dan menjadi saksi yang teguh bagi prinsip-prinsip yang benar.